Laman

Selamat Datang

"Perempuan dan sastra itu sama. Sama-sama bisa menyembunyikan apa yang ingin disembunyikan."

Minggu, 18 November 2012

ORANGE


Gadis bersweater kelabu itu berjalan pelan di sebuah lapangan kampus. Dipundaknya tampak sebuah tas sandang biru menggantung. Tas tua. Namun, orang-orang tentu tak akanmenyangka bahwa itu adalah tas yang baru dibeli di sebuah supermarket. Tepatnya, di sebuah keranjang besi bertuliskan diskon 50%. Apapun itu, ia tak bisa menolak apa yang Ibunya berikan untuk keberhasilannya lolos di Universitas Pinang Masak.
Menurut prakiraan cuaca, siang itu suhu mencapai 45oC dan hujan tak akan turun. Gadis itu berkernyit. Ia rindu hujan. Seperti orang linglung—dan sepertinya ia memang sedang linglung—gadis sweater kelabu itu mondar-mandir di tengah terik matahari. Ia tampak aneh dengan sweater  ketika panas sungguh menyengat. Disisi kanannya tampak beberapa remaja sebayanya berdiri disamping para pria atau wanita setengah baya, yang ia rasa mereka adalah orangtua para remaja itu. ia menatap skeptis. Mereka beruntung atau buntung?
Ia tak seperti mereka. Ia sendirian. Teman satu sekolahnya entah dimana saat ini. Ia memang suka sendirian. Tapi, tidak untuk saat ini. ia bingung. Setelah dokumen yang ia isi saat ini, lantas diapakan lagi?
“Di fotocopy dulu.” Kata seorang gadis berkacamata disampingnya.
“ha? Nggak perlu, kayak gitu aja nggak apa.” Kata seorang lagi.
“Lho, nanti kamu nggak punya pegangan, dong!” kata yang lain lagi.
Hah! Terserahlah. Gadis bersweater itu berjalan cepat menuju tempat fotocopy.

Tahukah kamu siapa gadis sweater abu-abu itu?
Bocoran,
itu aku.

Namaku Fuka. sangat terobsesi dengan nama Islami, karena itu aku sering melakukan penjabaran nama sesuai apa yang aku suka. orang-orang tidak akan mengerti bagaimana aku. Ya. sebenarnya orang-orang tidak bisa terlalu memastikan siapa seseorang sebenarnya. karena manusia itu dinamis, bisa berubah.
Aku, ya Aku. Kamu?

***

Aku masih beringsut memaksa melangkahkan kaki mencari tempat fotocopy. biar kuelaskan, aku baru saja diterima sebagai mahasiswa baru di sebuah kampus yang nama manisnya "Kampus Pinang Masak" , nama gaulnya "Kampus orange". aku tidak akan memberitahukan nama formalnya padamu karena ini zaman modern, kau harus tahu segala info dan nama lain dari sebuah tempat.


“Kau masuk fakultas keguruan saja!” kata Bapak malam itu, hari dimana masa depanku sepertinya sudah skak mat.

Aku sudah menyerah untuk berkata,
"Aku mau jadi pelukis atau pekerja design grafis.."

karena aku sudah terlalu sok mendaftarkan diri di Universitas favorit di Yogyakarta, namun tak membawa hasil. aku sudah mengecewakan mereka. jadi sekarang aku mengiyakan saja agar mereka tak kecewa. mereka, hartaku. titpan Rabbi..

hmm
aku pandangi tempat fotocopy di depanku. tempatnya mirip koperasi di sekolah menengahku dulu, tapi bedanya yang ini begitu padat. penuh dengan tulang terbungkus daging, keringat, dan segala keanekaragamannya. Ya Allah, maukah Engkau turunkan hujan sekarang?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar