Laman

Selamat Datang

"Perempuan dan sastra itu sama. Sama-sama bisa menyembunyikan apa yang ingin disembunyikan."

Sabtu, 24 November 2012

Mujahid Pena I

Bismillahirrahmaanirrahiim


Wahai Rabbku

Engkau telah menciptakan sebuah ruang dimana hanya ada kita berdua. Kau bilang aku boleh datang kapan saja. Kau jadikan tempat itu sebagai ruangan dimana Kau bisa melihat siapa aku. Kau ciptakan jarak antara aku dan ruang itu, sehingga aku pun tak akan pernah sendirian. Kau memisahkan aku dengan ruang itu sehingga Kau bisa selalu tahu tentang aku.

Dan Engkau adalah pemisah antara aku dan ruang penuh kata itu sendiri. Engkaulah wahai Rabb ku.
Ruang itu sebenarnya tempatku sembunyi. sebenarnya aku melakukan banyak hal disana. melompat, berlari, tertawa, dan apapun sampai aku merasa itu seutuhnya milikku dan aku lebih mengenal diriku dibanding orang lain. sampai aku menyadari.. Engkau lebih mengenalku bahkan melebihi aku sendiri..

Wahai Rabb

Ku bilang pada-Mu bahwa aku tidak punya keahlian.
aku ingat ketika aku ingin mendaftar jadi trainer, supaya orang-orang bisa termotivasi karena ucapanku. tapi diujung hari, aku berbalik pulang.
Aku iri sekaligus bangga pada mereka yang mampu. Aku ini kenapa? 
Kenapa nggak bisa? 

Seorang saudari bilang. "Akhwat militan itu bisa menepatkan dirinya sesuai potensi."
Lalu aku kegirangan.
Tapi, Ia lanjut berkata, "Tapi, bukan berarti tidak bisa melakukan yang lain. ketika ia disuruh bicara di depan umum, ia bisa. disuruh nulis, bisa. disuruh itu bisa, ini bisa."
Aku nggak kegirangan.

Wahai Rabb ku,
Aku sudah melakukan banyak hal di ruangan itu. Setiap hari, selalu ada nama baru tertulis di sana.
setiap hari selalu ada nama-nama baru.
Terlalu banyak hingga membuatku bingung.
Terlalu penuh hingga kadang aku berontak di ruang itu
Terlalu sakit, jadi kadang aku hapus saja nama itu.
Terlalu mengganggu pikiran, jadi aku buang saja.
selesai.. jadi aku bisa hidup dengan tidak banyak menyalahkan manusia..
selesai.. jadi ia tak akan menutupi nama-Mu di ruang itu.
dan Nama-Mu tak boleh tertutupi.
Sebenarnya nama-Mu di ruang itu memiliki urutan teratas. kita sudah buat perjanjian tentang itu.
Maka, bantulah aku agar bisa menjaga nama-Mu.

Lagi,
Ku bilang pada-Mu aku tidak punya keahlian
Tapi Engkau bilang "kau belum benar-benar mencari keahlianmu."

Lalu,
akhirnya ku bilang pada-Mu
jadikanlah aku mujahid pena. jadikanlah aku mujahid pena. jadikanlah aku mujahid pena bahkan lebih dari itu. 
Aku tahu bahwa Engkau tidak menciptakan aku untuk disia-siakan.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar