Laman

Selamat Datang

"Perempuan dan sastra itu sama. Sama-sama bisa menyembunyikan apa yang ingin disembunyikan."

Selasa, 15 April 2014

Flash Fiction : Chaotic

CHAOTIC
Oleh Ika Y. Suryadi

Dengan cepat Ayahku mengenakan pakaian dari lemari ruang kerjanya. Mengenakan jaket berburu yang sudah tidak dipakainya sejak perburuan sial sepuluh tahun yang lalu. Ia menghantam kaca yang ada di samping ruang kerjanya, membuka paksa peti senapan angin dan melangkah cepat ke luar rumah dengan meninggalkan pecahan-pecahan kaca berserakan. Ia, dengan tatapan tertajam yang tak pernah kulihat sebelumnya, mengarahkan senapannya ke arah
Ibuku.
Aku terbelalak.  Kejadian itu berlangsung begitu saja. Meski aku tahu Ayahku gila, tak kusangka ia bisa separah ini. Ia menembak kepala Ibuku! Wanita yang telah mendekapku bertahun-tahun itu terkapar. Darah segar mengalir deras.
“Sekarang mati kau!” Hardik Ayahku seraya melompat kesal. Semua nyawaku seolah naik dan berkumpul di kerongkongan. Nafasku sesak ketika Ayahku mencengkeram leher Ibu yang dingin.
“Hentikan!” teriakku. Adrenalinku melonjak. Udara penuh kejijikan memenuhi seluruh tubuhku. Aku ingin menjerumuskannya ke dalam Asilum lagi.
“Dasar sial kau!” Hardik Ayahku lagi tanpa mempedulikan keberadaanku. Tangannya mengguncang-guncang tubuh Ibuku yang tak bernyawa lagi. “Dulu Rio yang kau bunuh, sekarang kau mau membunuh Laras? HAAH!!”
Kalimat itu bagai sebilah pisau yang menghujam tepat di ulu hatiku dan bersarang tanpa bisa aku cabut lagi. Rio, nama itu disebut lagi. Nama yang telah sekuat jiwa aku hapus dari lubuk hati karena dengan mengingatnya saja, seperti ada akar-akar api menjalar, menerobos hati. Rio, kakak terkasih yang ditemukan mati mengenaskan di ladang kami dengan darah yang telah mengering.
Aku Laras. Aku mendapati pisau lipat tergenggam di tangan Ibuku yang entah dari mana Ia peroleh. Dan aku, merasa seperti orang sakit jiwa melebihi Ayahku. Sebenarnya siapa yang sakit jiwa? Kepalaku berdenyut hebat. Bayangan hitam yang tampak begitu kecil terlihat semakin lama semakin membesar. Menabrakku dan membuatku jatuh terjerembab. Semua gelap. Pisau lipat ada di balik bajuku.[]

(Diikutsertakan dalam Flash Fiction Pipet)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar